3 Jenis Narkoba yang Paling Populer di Indonesia dan Efeknya
Narkoba,
baik dalam bentuk apapun, bisa membawa perubahan fisik maupun
psikologis. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat,
bahkan pada otak, dimana dapat mengubah cara pikir, berperilaku dan
perasaan seseorang.
Berikut ini tiga jenis narkoba paling populer digunakan di masyarakat dan efeknya pada kesehatan.
3. Sabu-sabu (bentuk serbuk)
Methamphetamine atau lebih dikenal dengan sabu-sabu dengan cepat
masuk ke otak dan merangsang produksi hormon norepinefrin, dopamin dan
serotonin. Akibatnya, penggunanya merasakan euforia kebahagiaan, merasa
'hidup', meningkatkan konsentrasi, energik hingga lebih percaya diri.
Inilah pemicu mengapa sabu sangat adiktif.
Sabu-sabu yang biasanya dipakai dengan mengenduskan bubuk ke
hidung, menggosokkan pada gigi atau merokok dapat menyebabkan sesak
nafas, peningkatan detak jantung dan suhu tubuh, pelebaran pupil mata
dan tidak nafsu makan.
Pemakaian sabu-sabu dalam jumlah besar (terutama dalam waktu
singkat) dapat menyebabkan mudah panik, parno-an dan kelelahan ektrim.
Bahkan efek fisik lebih sangat berbahaya karena bisa menyebabkan masalah
di jantung, seperti irama detak jantung abnormal dan serangan jantung.
2. Ekstasi (bentuk pil)
Para pengguna ekstasi mengaku ekstasi memberikan rasa bahagia, empati
dan kesenangan. Karena sifatnya obat stimulan, bila digunakan di klub
malam bisa membuat penggunanya mampu tahan lama untuk terus menari.
Ekstasi bisa memberikan efek merugikan seperti mual, menggigil,
berkeringat, kram otot, cemas, depresi hingga penglihatan menjadi kabur.
Bagi pengguna yang memakainya hingga overdosis, bisa menyebabkan
tekanan darah tinggi, dehidrasi, pingsan, serangan panik, kehilangan
kesadaran hingga kejang-kejang.
Dalam kasus ekstrim, ekstasi bisa menyebabkan hipertemia
(kenaikan suhu tubuh) yang memicu gagal ginjal. Ekstasi juga dengan
cepat diserap dalam aliran darah dan dapat menganggu kemampuan tubuh
untuk memetabolisme, sehingga timbul masalah gagal jantung.
1. Ganja (bentuk daun kering)
Menurut laporan PBB tentang penggunaan obat-obatan terlarang, ganja
menduduki posisi paling banyak diproduksi, diperdagangkan dan dikonsumsi
di seluruh dunia pada tahun 2010. Diperkirakan sekitar empat juta dari
populasi orang dewasa di dunia menggunakan ganja setiap tahunnya.
Produk psikoaktif dari tanaman Cannabis sativa ini memberikan
efek dalam hitungan detik setelah pemakaian. Asap rokok ganja dapat
menyebabkan efek medis jangka pendek, seperti detak jantung cepat,
menurunkan tekanan darah, marah merah, pusing, mulut kering, hingga
sesak nafas. Bahkan efek psikologis, seperti perubahan mood, grogi,
pelupa, mudah cemas hingga cepat parno.
Ganja memiliki lebih dari 400 bahan kimia dengan dua bahan aktif
paling kuat, yaitu THC dan CDC. Pria yang menggunakan ganja cenderung
mengalami penurunan kuantitas testosteron dan sperma. Sedangkan wanita
berisiko mengalami gangguan siklus kesuburan, sehingga sulit hamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar